Saturday, January 7, 2012

meningitis mengambilnya

Pemalang, 1 januari 2012
Hari ini, hari pertama ku di tahun 2012. Tak ada yang istimewa dengan hari ini selain pertemuan ku dengan ida.
Siapa ida?
Dia adalah teman sebangku ku sewaktu sma kelas 3. nama lengkapnya nurhidayah wijayanti,
Dia orang yang baik. Pendengar yang setia, serta kawan yang bijaksana.
Jujur, dulu aku tak terlalu menganggapnya. Bukan karena aku tak menyayanginya. Tapi karena ia begitu diam dan tertutup hingga membuat ku tak mengerti apa yang dia rasa dan pikirkan.
Tapi semoga, setelah ini. aku tak menganggapnya seperti itu lagi.
berikut ini adalah beberapa foto kebersamaan ku dengan nya saat di bangku sekolah dulu,
Ida merupakan sosok terkuat yang pernah ku kenal, meski ia tak kuat tuk menahannya lagi, tapi tetap ia tahan. Hingga fisiknya yang menjadi korban.
Ida yang sekarang bukan ida yang dulu. Ida yang sekarang, merupakan sosok yang begitu lemah dalam fisik. Hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti buang air, ia harus meminta bantuan orang lain (ibu nya).
Sungguh miris keadaannya sekarang. Ingatannya telah menghilang, meski tak seratus persen, tapi itu membuatnya kembali bertingkah laku seperti anak kecil. Membuat siapa saja yang dulu mengenalnya tak dapat mengenali nya lagi.
Saat pertama kali aku melihatnya, air mata ini ingin terus mengalir. Tapi aku telah berjanji untuk membuat nya pulih kembali, tak ingin membuat nya sedih. Sebisa mungkin aku kuatkan hati ini. sambil berdoa dalam hati, ‘ya Allah . . . sembuhkan lah sahabatku, buat ia kembali seperti dulu. Buang jauh2 penyakitnya ini, amin . . .’.
Kondisinya sekarang, sudah jauh lebih baik dari kondisinya dulu (saat pertama kali aku melihatnya). Tangan kanannya yang dulu amat kaku, kini telah sedikit melemas. Telapak tangannya sudah bisa membuka dan jari-jarinya pun telah bisa sedikit di gerakkan. Saat diajak bicara, ida sudah banyak memberikan tanggapan. Tidak hanya sekedar mengucap kata ‘iya’, ‘nggak’, dan ‘he-emh’ tapi juga banyak kata lain seperti ‘kenapa’, ‘ida nggak ngntuk’, ‘ida nggak mau di foto’, dan masih banyak lagi yang lain. Sungguh kemajuan yang luar biasa.
***
Setahun yang lalu, penyakit itu mulai menyerangnya. Entah bagaimana awalnya, aku sendiri tak mengerti. Aku dengan ida telah lost contact sejak awal semester dua. Saat itu pun, sama sekali tak terpikir dalam benak ku untuk menghubunginya. Aku masih menganggapnya hanya sekedar angin lalu dan aku pun masih tenggelam dalam kisah masa lalu. Hingga ku putuskan untuk menenggelamkan diriku dalam berbagai kegiatan kampus untuk melupakan segala penat dan kegalauan hati ini.
Hingga suatu hari, hidayatun, teman sekelas juga, mengirim sms pemberitahuaan akan kondisi ida saat itu, yang ternyata telah mengalami koma di icu selama beberapa hari belakangan.
Shock, itulah reaksiku saat pertama kali membaca nya. Dan tanpa sadar, air mata ini langsung mengalir dengan sendiri nya. Aku menyadari kebodohanku. Dan saat aku akan menebus semuanya, sangat sulit itu terwujud.
Ku cari informasi dari semua teman2ku semasa sma dulu, tak ada kejelasan berarti. Berbagai kabar simpang siur terdengar, dan yang paling santer terdengar adalah ‘IDA MENGIDAP MENINGITIS’,
Penyakit apa itu?
Sama sekali aku belum pernah mendengar sebelumnya. Dengan sigap, ku ketikkan jenis penyakit itu di google. Beberapa detik kemudian, ku dapatkan jawabannya.
Semakin kaget aku membaca semua penjelasan itu dan semakin muncul perasaan bersalah dalam hati ini.
Aku tak tahu harus berbuat apa. Hati ini berkata, ingin bertemu dengan ida. Menjenguknya ke rumah sakit, tapi aku tak bisa. Alasannya, aku tak punya kendaraan sendiri, tak ada yang mengantarkan, tak ada teman yang mengajak (padahal aku udah minta di ajak), serta aku tak tahu tempatnya.
Serba salah dan makin tak mengerti, akhirnya ku putuskan untuk mendoakannya saja dari tempat ku berada saat itu, untuk kesembuhan dan kepulihannya.
Maafin aku ya da . . .
***
Hampir setengah tahun berlalu sejak aku mendapat kabar itu. dan kali ini, aku mendapat kesempatan untuk bertemu secara langsung dengannya. Sungguh mengharukan. Tapi sebisa mungkin aku tak akan biarkan air mata ini mengalir. Aku tak ingin membuat nya sedih dan menghambat kepulihannya. Aku hanya ingin, ida kembali seperti semula.
Meski berat, tapi harus tetap ku jalani itu bersama teman2 yang lain. Karena semangat kami, akan menjadi semangat untuk nya. Dan sekarang sudah terbukti hasilnya.
Ida udah baikan. Semoga semakin membaik saat akhir bulan nanti aku (dan rencanya bersama shita dan unu) akan menjenguknya kembali.
Tak akan ku hiraukan hujan maupun badai yang menghadang, asalkan aku bisa meluangkan sedikit waktu ku untuk menemani mu. Itu akan ku lakukan. Untuk menebus semua rasa bersalah ku dan untuk kesembuhan mu. Banyak yang merindukan mu kembali seperti dulu.
***
Ida yang sekarang, berbeda 1800 dengan ida yang dulu.
Ida yang sekarang, jauh lebih pemalu dari ida yang dulu.
Dulu, setiap ada kamera yang stand by dia pasti selalu minta di foto atau kalo ada orang mau foto dia pasti minta ikut. Tapi sekarang, ada kamera aja menghindar banget.
Tapi dengan sedikit pemaksaan, aku berhasil membuat nya berfoto dengan ku. Meski agak g jelas, tapi aku senang.
Manis kan ida yang sekarang? Tambah cantik and tambah tembem jg, :p
Ayo ayo . . . liat baik-baik . . .
Maaf ia, gambar nya kurang jelas. Pakenya kamera laptop sih, jadi gitu. Hehehe J
***
Temen2 . . . mohon doanya ia, untuk kepulihan ida.
Tolong terus beri semangat untuk dia. Dia sangat butuh kehadiran kalian dalam kehidupannya yang baru. Karena hanya karena kalian lah, dia mau bangkit. Ok? ? ?
Tolong di bantu yak! ! ! heheheh :D
Kamut tuk mengawali tahun ini,
“ Syukuri apa yang telah kalian miliki sekarang, jangan pernah menyesali apa yang telah kalian dapatkan (apa pun itu) karena akan ada hikmah dan manfaat yang bisa kalian petik dari semua itu.”